Rabu, 20 April 2016

Sajak Biru

     Zaman dulu sebelum adanya perang, kehidupan begitu damai dan tentram, tanpa ada permusuhan. Semua orang hidup dalam ketentraman. Seseorang kakek pernah menuliskan sajak birunya di dedaunan, 

Sajak Biru


Kumbang-kumbang di taman,
Berdiam diri di dedaunan,
Liuk-liuk ranting pepohonan,
Diterpa hembusan angin petang,

Ilalang-ilalang riuh bergoyang,
Tupai-tupai berhamburan keluar,
Mamanjati batang pepohonan,
Angin pagi berhembus dengan kencang,

Mentari timur mulai merasuk di setiap sudut hutan,
Burung-burung menari, bernyanyi di atas dahan,
Hati riang, gembira, mencari kepastian,
Rumput-rumput pagi basah terselimuti embun pagi yang menyejukkan,

Bulih-bulih embun menetes jatuh di atas daun
Langit biru luas membentang,
Awan-awan beredar jauh di ketinggian,
Seperti kapas – kapas yang mengambang di langit luas,

Hijau muda hijau tua,
Bentang alam melintang,
Kuning merah orang jingga,
Merekah bunga di pucuk dedaunan,

Bulat oval, segitiga,
Ranum buah mulai kelihatan,
Jungkat jungkit bergelayutan,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar