Minggu, 20 Maret 2016

"Di Bawah Cahaya Rembulan"

"Di bawah cahaya rembulan"
        Rinai hujan turun  menemaniku dalam malam-malam. Angin membawaku terbang jauh ke masa lalu. Masa yang membuatku begitu penuh dengan tangis dan haru. Pagi itu aku bersama teman-temanku, mengikuti sebuah lomba yang diadakan oleh sebuah universitas ternama dikotaku. Aku ditunjuk oleh guru bahasa indonesia untuk mengikuti lomba senirupa. Dan temanku bernama Viki, dari program studi unggulan juga ditunjuk untuk mengikuti lomba itu. Lomba senirupa itu bertemakan budaya dan semangat nasionalisme. Beberapa hari sebelum karyaku dikirimkan. Aku bingung dan belum mendapat sebuah ide untuk lukisanku. Beberapa kali aku mencoba mencari inspirasi lewat unternet, tapi belum kutemukan sebuah gambar yang pas untuk mengisi goresan indah di kanvasku. Alhasil nihil, aku sama sekali belum menggoreskan satu warnapun dikanvasku. Masih putih seperti tepung. Dan ketika jam dinding menunjukkan waktu tengah malam. Aku mencoba tidur dan masih memikirkan gambar apa yang harus kugoreskan dalam kanvas putih itu. Malam semakin menunjukkan sisi gelapnya dan kumulai terlelap dan tenggelam dalam mimpi. 
        Pukul 05.00 pagi, mentari masih bersembunyi dibalik mega merah bercampur kuning keemasan. Sayup-sayup ku dengar suara kokokan ayam. Burung-burung malam bergantian masuk kedalam sangkar. Langit masih berwarna biru keabuan, goresan lembut awan putih bercampur biru diangkasa. Bulan masih menampakkan siluet kuning berganti putih. Kukururuyuk..... kokkok betok... krukkuruyuk... suara ayam terdengar keras. Memecahkan kesunyian alam mimpiku. aku terbangun dan terjatuh dari tempat tidur.